Sabtu, 21 Desember 2013

Hanya Kau Yang Kucinta*BAB 7*

  5 hari Aswa di Pekalongan , acara pernikahan kakaknyapun semakin dekat . Hari - harinya masih sibuk dengan laptop . Mau gimana lagi , kerjaan numpuk .
"Dek , keluar bentar yuk temenin kakak " shila ngajak adeknya keluar , padahal dia tau kalau Aswa lagi sibuk .
"Sama sifa aja kak , adek bnyak kerja " Aswa menjawab tapi matanya masih memandang penuh ke laptop

"Adekkkkk ? " shila terus membuat muka kasihan
"Hemmm..." itu aja yang keluar dari mulut Aswa .

Suasana sepi dan terdiam dirasakan mereka berdua . Mata Aswa masih leka dengan kerjaan . Dia akan meninggalkan kerjaan kalau waktu sholat tiba . Ngak tau kenapa sejak Aswa pulang dia jadi gila kerja .
'Maaf kak , adek cuma dapat amanat dari Umi dan Abi kalau kakak ngak boleh keluar . Hihihihi adek sebenarnya udah selesai tapi buat - buat sibuk aja hahahaha ' ketawa jahat Aswa dalam hati , seneng banget lihat kakaknya yang lagi dipingit .

"Dek , beliin gorengan sama bakso sana" Shila coba mengusik adeknya itu , dia tau kelemahan Aswa itu BAKSO .
"uang ?" Aswa langsung mengangkat telapak tangannya minta uang , dalam hati Shila dia lagu ketawa .
"Yuk beli bareng "

Waduhhhh..... kejebak gue .
"Kak , kakak lagi dipingit jadi ngak boleh keluar" akhirnya Aswa menerangkan apa yang Umi dan Abi amanatkan sebelum mereka pergi ke kebun tadi .
"Adek ni , orang dipingit itu ngak boleh ketemu calon kita dan ngak boleh keluar jauh - jauh . Kalau setakat beli Bakso di depan sana masak ngak boleh"

"Ooo gitu ya kak , tadi Umi sama Abi cuma pesen kakak ngak boleh keluar . Adek ya nurut aja " Aswa menerangkan
"Ooh ini pesan Umi sama Abi , yaudah kakak ngak keluar aja . Naluri orang tua itu kuat lho dek , apalagi seorang IBU"  shila paham dengan kekhawatiran orang tuanya

"Yaudah , sini adek aja yang beliin" belum sempat Aswa berdiri Sifa keluar dari kamarnya .
"Ooo tidak bisa . Tadikan kakak yang mau banget beliin . Cuma mau pesen . Punya adek tempe gorengnya 3 , baksonya seperti biasa ahhahah" Shifa ketawa lepas melihat exspresi wajah Aswa

"Mana uangnya ? Adek ikut , nanti bawa baksonya " Aswa dan Shifa pergi setelah dikasih uang kakaknya untuk beli bakso .

  Diwarung tempat bakso itu berjualan Aswa melihat sepasang Suami istri dan seorang anak yang lagi menikmati bakso "pak To" .
Ibarat kata lagi lari seratus meter eh disitu dia ketemu masa lalu langsung mak glegep diam seribu kata . Air mata terbendung dikelopak mata . Kaki tak sanggup melangkah . Shifa yang menggenggam telapak tangan dan menempatkan jari - jarinya ke jari - jari kakaknya , dia paham apa yang sedang kakaknya rasakan , dia memberi kekuatan dengan menggenggam erat tangan kakaknya .
"Kakak harus tunjukin kalau kakak bisa berdiri tanpa dia" shifa berbisik memberi ketenangan hati kakaknya .
"Pegang kakak dek , yang erat jalan lepaskan" hanya itu yang keluar dari mulut Aswa yang disusul dengan tetesan air mata yang dari tadi terbendung di kelopak mata .

    "Wa , aku mau mutusin  pertunangan ini . Aku belum siap" kata - kata yang mungkin ngak bisa dilupakan oleh Aswa .

  Aswa dan Shifa pura - pura ngak melihat Fahri serta anak istrinya . Mereka langsung memesan Bakso dan menunggu agak jauh dari pasangan suami istri itu .
'Belum siap katanya , tapi seminggu kemudian Nikah . Punya anak lagi . Bilang aja ngak cinta aku . Gampangkan' Aswa merungut dalam hati yang diselimuti rasa cemburu melihat kemesraan mantan tunangannya yang sampai sekarang masih bertahta dalam hatinya .

  Fahri yang menyadari ada Aswa di sana , dia hanya terdiam .
'Andai waktu itu aku bisa mengontrol nafsu ku aku ngak akan ninggalin kamu wa . Jodoh kita ngak ada . Maafin aku wa'
dari pancaran mata fahri yang ngak berkedip disadari istrinya , rasa cemburu menerpa dalam hati sang istri melihat suaminya yang ngak bisa lupain masa lalunya .
"Jaga mata itu !" Suara lirih tapi bergeru dalam telinga Fahri .

  Elie istri Fahri sengaja memamerkan kemesraannya didepan Aswa yang melintasi mereka . Aswa yang menenteng bakso seakan - akan terasa begitu berat . Namun adeknya menguatkannya dengan menggenggam tangannya .
"Wa , pulang kapan ?" Tegur Elie yang pura - pura ramah .
"Udah 5 hari dirumah mbak , udah besar ya anaknya . Berapa tahun mbak ?" Aswa pura - pura kuat di depan mereka walau sebenarnya hancur berkeping - keping hatinya .

"Udah 2 tahun , kamu sendiri kapan mau merid ? Dengar - dengar shila bentar lagi mau merid ?" Suara elie agak menyindir .
"Do'ain aja mbak , sebulan setelah kak shila , kak Aswa nyusul . Semoga ngak ada cewek yang berniat ngancurin hubungan kak Aswa dan calon suaminya ya" shifa menjawab karena ngak tahan dengan wanita di depannya . Dia membela kakaknya yang udah kaku ngak bersuara .
"Pulang dulu mbak , mariii....." Aswa pamit

    "Sombong banget mereka" fahri yang masih bengong di kagetin suara istrinya dengan jawaban kakak adek tadi .
"Udah - udah , ngak baik ngomel - ngomel depan rezeki" sebenarnya fahri ngak mau aja Aswa dikutuk istrinya .

   Sampai rumah Aswa langsung kekamarnya . Luka itu tergores lagi . "Adek , kakak kenapa ? Kok matanya merah kayak orang nangis ?" Tanya Shila yang menyadari gelagat Aswa dari sebelum masuk kamar .
"Baru ketemu masa lalu" suara shifa pelan .
"Oooh , adek tuang dalam mangkuk dulu . Kakak kekamar kak Aswa dulu" shila ngerti perasaan adeknta yang masih belum bisa melupakan masa lalunya .
  Aswa menangis sambil melihat dompet yang berisi foto fahri .

"Adek , makan bareng yuk ? Nanti dingin ngak enak lho " shila bingung mau ngomong apa .
"Iya kak , kakak keluar dulu nanti adek nyusul" Aswa ngak mau kakaknya melihat air matanya yang terjatuh karena melihat masa lalunya .
'Aswa Aswa , kakak tau kamu lagi nangis . Kakak tau apa yang sedang kamu rasakan , secepatnya kamu akan dapat pengganti dia dek yang jauh lebih segalanya dari dia . Amin'



Tidak ada komentar:

Posting Komentar